Pernah dengar tentang Pulau Bidadari? Pulau ini adalah salah satu pulau yang lumayan besar di gugusan Kepulauan Seribu, yang juga lumayan beken sebagai spot foto pre-wedding untuk area Jakarta dan sekitarnya.
September 2011 kami mendapat undangan sebuah company family gathering disana. Sungguh excited karena sudah lama saya pengen menjajal Kepulauan Seribu tapi belom kesampaian. Apalagi setelah mendengar cerita tentang Pulau Tidung (juga bagian dari Kepulauan Seribu) yang cantik.
Dari Pelabuhan Marina Ancol, kami menggunakan boat berkapasitas kurang lebih 30 orang, selama 1 jam untuk mencapai Pulau Tidung. Pemandangannya sih biasa aja.. You can’t hope too much from perairan di Jakarta kan? Hehee..
Begitu landing di pulaunya juga kurang lebih sama.. Air pantainya sangat jauh dari menggiurkan.. Rasanya males nyelupin kaki ke dalamnya. Bukannya sinical, tapi memang bener.. Air pantainya kotor, ga jernih dan banyak sampah.. Sayang sekali ya.
Ternyata Pulaunya memang kecil dan sepertinya pengelolaannya hanya di bawah 1 management. Penginapannya terdiri dari beberapa cottages yang premium di bagian depan pulau, dan yang makin sederhana ke samping-samping. Di bagian depan juga ada restoran yang memadai dengan menu yang lumayan dan sebuah kolam renang kecil serta playground. Karena pulaunya rimbun walaupun di daerah pantai, kita bisa leyeh-leyeh atau makan di tempat terbuka tanpa kepanasan sama sekali.
Karena kami kebagian di cottage yang samping, pemandangannya cukup ngenes. Sampahnya mengerikan 😦 Mungkin sampah-sampah tersebut merupakan imbas dari joroknya Jakarta yang kemudian terbawa air laut, karena kalau saya lihat, pengelola pulau cukup serius menjaga kebersihannya (suka ngeliat banyak tukang sapu yang rajin-rajin, hehe).
Pulau ini emang pasnya buat acara-acara seperti team building, family gathering dan sebangsanya. Karena tidak begitu besar (otomatis less crowd), dan fasilitas-fasilitasnya yang sepertinya memang pas untuk itu (ga jelas banget ya penggambarannya, hahaa). Kalau untuk tourism yang lebih serius, menurut saya sih pengelolanya belum begitu siap secara look dan maintenance kawasan.
Kamar yang kami tempati merupakan bagian dari sebuah cottage kayu yg dibagi menjadi 2 kamar. Bednya sangat cukup untuk family paling engga untuk 2 anak. Kamar mandinya dengan shower tanpa air panas (lagian gerah juga ga perlu mandi air anget kayanya) plus wastafel yang seadanya. Kamarnya full AC, dan ada teras kecil di depannya yang lumayan buat jemur-jemur anduk 😛 Kesulitan saat itu hanya pas mau sterilin botol dot susu anak (yaa.. Anak kami masih ngedot saat itu, hihii..) karena tidak ada air panas ataupun kettle di dalam kamar.
Saat kami berjalan mengelilingi pulau (bisa juga menyewa sepeda), ternyata sisi lain pulau (timur) lumayan juga. Ada komplek villa kayu di atas air laut yang sebenarnya cukup menarik, tapi ko ngga ada tanda-tanda kehidupan ya? Entahlah.. Lalu ada puing-puing benteng Belanda juga beserta penjelasan sejarahnya. Jadi Pulau Onrust yabg berada di sebelah Pulau Bidadari adalah pulau yang dijadikan penjara khusus tahanan kelas berat saat Jepang menguasai Batavia. Benteng di Pulau Bidadari digunakan untuk menghalau musuh yang hendak memasuki Batavia (lewat jalan laut tentu saja). Benteng ini cukup photogenic sebagai lokasi foto ataupun bikin music video ala ala Malaysia jaman dulu, hihihii
Senja hari cukup menarik di Pulau ini.. Nongkrong di gazebo-gazebonya sambil menikmati es kelapa dan kudapan ala pantai lainnya (apa siiih.. Sebenernya saya udah lupa waktu itu nyemilin apa aja ;D). Walaupun pemandangannya paling-paling kapal-kapal pembawa sembako dari pulau satu ke pulau lain, yang lebih nampak seperti kapal bajak laut hahahaha..
Kalau memang Anda berencana ke Pulau Bidadari dalam waktu dekat, saran saya jangan terlalu banyak berharap untuk water sport yang gimana banget apalagi snorkling dan diving (sebagaimana normalnya kalau main ke pulau). Tapi kalau tujuannya hanya have a little hideaway bersama teman atau keluarga, foto-foto, makan, leyeh-leyeh, naik sepeda.. Masih ok. Salam olahraga!