Giritirta Hot Spring Resort Sentul; the Review.

 

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Ada yang suka main ke daerah Sentul? Saat ini Sentul mulai ramai sebagai pusat rekreasi alternatif warga jabodetabek, yang mungkin sudah jenuh dengan Puncak-Ancol-Anyer. Secara lokasi ga begitu jauh juga dijangkau dari Jakarta via tol Jagorawi. Suatu saat kami ada keperluan di daerah Sentul, saya mencari penginapan semacam family resort disana. Yang pertama muncul di website pencari adalah Giritirta Hot Spring Resort. Karena nampaknya menarik, langsung book deh 2 unit villa @2 kamar dengan room rate berkisar IDR 600-700.000,- per unitnya. Jadi total sekitar 1,5jt untuk 4 kamar.

Saat proses booking, enaknya langsung telepon ke contact person nya karena doi bakal jelasin lokasi dan aksesnya (yang ternyata agak tricky). Beberapa hari sebelum keberangkatan sih saya beberapa kali ditelepon balik oleh Si Aa yg in charge (maaf lupa namanya) untuk memastikan unit yang kami pilih, dan rencana penjemputan. Jadi menurut beliau, akses jalannya agak-agak “offroad” alias keriting abis, tidak direkomendasikan untuk mobil kecil. Untuk itu pihak resort menyediakan 1 kijang kapsul (dan innova untuk tamu suite) bagi customer yang membawa mobil kecil.

Setelah exit Sentul City, kami ketemuan di taman salah satu cluster dan memarkir mobil kecil (saat itu kami rombongan 2 mobil) untuk kemudian penumpangnya dioper ke Kijang kapsul. Rutenya dari hutan pinus Gunung Pancar masih terus lagi, melewati jalanan berbatu naik turun yang lumayan bikin deg-degan sesepuh-sesepuh yang tergabung dalam rombongan. Jalan yang kurang nyaman (tapi seru, menurut anak-anak lelaki kami) sebenarnya hanya berlangsung selama 1 km terakhir, tapi lumayan berasa lama hahaha

Sesampainya di lokasi, perjalanan lumayan terbayarlah dengan pemandangan sekitarnya. Memang tidak se-“wah” ekspektasi kami, tapi melihat sawah disana-sini.. Kami orang kota mah udah langsung kebeli 😅

Posisi villa berada di kaki bukit yang di cut and fill. Bisa dibayangkan, akses dari parkiran mobil ke unit-unitnya agak menanjak dengan beberapa anak tangga. Buat kami yang masih muda dan juga anak-anak sih ga berasa.. Tapi ternyata buat para sesepuh lumayan bikin engap, hehe.. Untungnya, tidak seperti di Inggris, di Indonesia masih ada layanan bell boy yang bantuin bawain koper.

Unit yang kami sewa adalah Galunggung dan Gandasoli. Keduanya berupa rumah panggung kayu 2 lantai yang berdempetan. Jadi bisa dikatakan keempat kamar berada dalam 1 bangunan. Masing-masing kamar memiliki teras yang lumayan luas untuk ngobrol-ngobrol sambil ngeteh + menikmati pemandangan.

Sesuai namanya, kamarnya bernuansa resort, hanya menurut saya sedikit kurang terawat. Tapi fasilitas dasar seperti kulkas, AC dan kettle (khusus kettle hanya ada 1 untuk 2 kamar) memadai. Kamar mandinya bersuasana natural tanpa bath tub. Yang the best adalah semua airnya sudah hangat alami (secara hot spring gitu loh). Sayangnya, details seperti kran, wastafel dan handle pintunya sudah kurang bagus. Handuknya walaupun bersih, tapi sudah sedikit sobek-sobek pinggirannya. Buat saya pribadi sih ga masalah, tapi kira-kira cocok gak ya dengan rate kamarnya?

65

 

Sore-sore setiap kamar mendapat free 2 porsi pisang goreng anget + juice semangka (yang manis banget), pas untuk menemani kami yang sedang ngobrol ngalor ngidul.

Yang seru, tengah malamnya ada kejadian, kamar di bawah krannya copot dan airnya nyembur.. Telefon ke receptionist ga ada yang respon. Akhirnya adik saya nyamperin ke ruang pengelola dan 2 orang sedang tidur ngeruntel sarungan 😂

Setalah dibangunin baru deh heboh benerin kran dan beresin banjir in the middle of the night. Jadinya lucu campur kasian.

59

Yang paling disukai dari kami semua tentu saja hot spring-nya, yang terdiri dari sekitar 5 bilik (lupa tepatnya ada berapa) dengan ukuran kolam yang berbeda-beda. Masing-masing bilik dilengkapi gazebo dan pancuran untuk bilas (yang juga hangat airnya), tapi tidak dilengkapi handuk, sebaiknya bawa sendiri dari kamar. Para sesepuh, walaupun (menurut mereka) agak berat berjalan agak jauh dari kamar ke bilik-bilik tersebut, plus beberapa steps naik turun tangga.. Tapi alhamdulillah pada sukaa banget dan menikmati berendem di air yang puanasnya minta ampun itu (menurut saya). Kami menghabiskan sepanjang sore di bilik-bilik hangat tersebut.. Karena sepi, semuanya berasa milik pribadi hehehe.. Keesokan paginya pun, sementara saya dan suami jalan-jalan mengeksplor persawahan sekitar, yang lain balik nyebur hot spring lagi.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Something funny about the breakfast time. Restorannya luas, dengan tipe bangunan yang sama bernuansa kayu-kayu gitu. Pas kami kesana sekitar jam 9-10 dengan perut lapar, ga ada seorang pun yang menyambut wakakaka.. Selama beberapa menit disana, kami bolak balik ngintip ke dapur di lantai bawah dan bilang, “permisii.. Permisii..”, setelah agak lama baru ada yang nongol. Akhirnya biar cepet kami semua pesen nasi goreng dan teh/kopi aja. (Ga jelas juga menunya ada apa aja hehehe). Walaupun dalam nyiapin sarapannya mereka nampak kelimpungan, tapi lumayan enak juga kok masakannya.

Saya sendiri bingung menyimpulkan apakah penginapan ini over priced ngga.. Mungkin Anda harus menjajalnya sendiri.. Pastinya lebih menarik jika mencoba suites unitnya dengan rate IDR 2.000.000,-/night, dengan lokasi yang lebih premium dan private hot spring jacuzzi di setiap balkon kamarnya. Jika melihat tamu-tamu asing (mostly koreans) yang bolak-balik, kemungkinan fasilitas dan service-nya lebih profesional.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Leave a comment